Halaman

Things end. But memories last forever.

Things end. But memories last forever.

Minggu, 26 Februari 2012

I Want Peace! (Part 4)


I Want Peace #4

"BERHENTI!" teriak Sung Gi. Ia mengukanginya berulang kali, namun tetap dia tetap saja diabaikan, "Hee Ni-a, kasian ya Sung Gi! Bantu teriak, yuk!" Usulku menarik tangan Hee Ni. "Hmm... Ayo aja." Jawabnya, kemudian kami bertiga berteriak. "Jungji!! Chungbun!" Berulang kali pula kami berteriak namun, tetap saja diabaikan. Mereka malah saling melempar kertas, botol minuman kosong dan bahkan ada yang melempar bola voli yang tersimpan di dalam kelas.

"Aigoo... Mereka susah banget diemnya... Molla! Aku capek!" Ucap Sung Gi. "Ne, nan jeongmal..." Sebelum ucapannya selesai, "Hee Ni-a!! Awas!!" Teriakku, karena aku melihat sebuah bola voli hampir mengenai kepalanya. Namun itu tidak terjadi karena, Hee Ni dengan spontan langsung menutup kepalanya dengan tangannya, dan lebih baik lagi karena sebelum bola itu mengenai kepalanya, bola itu langsung jatuh. "Huh... Untung deh..." Ucap ku tenang. "Untung, untung! Gimana kalau kena kepala aku beneran! Kamu lagi bukannya ngambil bola itu atau setidaknya kamu lindungi aku, kek! Kamu menang menyebalkan!!" Teriakknya, semuanya hening sejenak, dan bahkan peperangan pun terhenti. "Aigoo.. lagi dapet kali ya?" ujarku.

"Annyeong, Hee Ni! Kemarin maaf ya!" Kataku sambil tersenyum didepan Hee Ni. "Ne" Jawab Hee Ni dengan dingin dan kemudian pergi dari meja nya. "Hmm... Waeyo? Hmm?" Ucapku dalam hati. "Mungkin cuma lagi bad mood aja." Ucapku lagi. Bel tanda masuk berbunyi, kami masuk kelas, kemudian belajar. Ketika itu ada pr matematika tentang Bidang Koordinat Cartesius, ketika aku sampai di meja guru untuk menilai hasil ku aku melihat bahwa harus digarisi dari titik ke titik ya sudah aku kembali ke meja ku dan menggarisinya, maklum aku baru mempelajarinya. Setelah itu aku kembali ke meja guru dan memberikan hasil pekerjaanku. ketika aku duduk kembali, tiba-tiba Hee Ni berteriak. "Huu... Nilai licik! Sudah mau dinilai balik lagi lalu dibenarin terus di nilai lagi! Jadi nilai sempurna tapi LICIK. Aku salah satu juga gak apa apa!! Huuu..." Aku tidak menyadarinya bahwa itu dimaksudkan untuk aku. Ketika aku mulai menyadarinya aku berkata dalam hati. "Tapi, apa kelicikannku? Aku hanya melihat bahwa harus digarisi, lalu aku menggarisinya, apa salah? Yang lainnya kan udah bener, ngapain dibenerin lagi?"


Guruku memberi soal lagi kepada murid sekelas. Setelah aku selesai, aku memeriksa lagi bukuku kemudian melihat pekerjaan temanku, hasilnya berbeda, aku kemali ke tempat duduk dan melihat apa yang salah. Tapi ternyata aku salah soal. Aku menyelesaikannya kemudian memberikannya ke guruku. Aku dapat nilai sempurna yaitu 100. Kemudian terdengar lagi ocehan Hee Ni berteriak. "Huu... Licik lagi! Udah dua kali tuh! Di kasihin ke guru, liat punya temen terus dibenerin, huuuu licik!!" Aku mulai merasa sakit hati, "Apa yang salah? kenapa dia memfitnah ku?" Ucapku dalam hati, aku tak kuat menahan airmata ku dan aku menangis. Entah mengapa sejak saat itu, Sung Gi, Min Hyo, dan teman teman yang lain menjauhiku. Aku tahu, kalau aku yang salah seharusnya mereka bilang dong! Bilang kalau aku salah, atau nasehati aku. Kini aku merasa sangat sakit hatiku.

Sepulang sekolah, aku tidak langsung pulang melainkan diam di bangku bawah pohon dekat sekolahku, aku mengintrospeksi diriku, apa yang salah. Tanpa sadar air mataku jatuh, lama lama aku benar benar menangis, untunglah saat itu daerah itu sedang sepi, jadi aku bisa bebas menangis. Aku menangis sambil berkata dalam hati. "Waeyo? Apa salahku, sampai-sampai mereka memusuhiku. Apakah mereka tidak pernah merasakan sakitnya di musuhi teman yang kamu anggap sahabat? Luka bisa diobati tapi sakit hati nggak bisa!!"

Bersambung di Part 5 *3 Part terakhir*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar